Apa Saja Hal yang Dapat Membatalkan Umroh?

Hal yang Dapat Membatalkan Umroh

Forum LSUHK – Apa Saja Hal yang Dapat Membatalkan Umroh?. Umroh merupakan salah satu ibadah dalam Islam yang memiliki banyak keutamaan. Meskipun sifatnya tidak wajib seperti haji, umroh tetap sangat dianjurkan bagi umat Muslim yang mampu. Saat melaksanakan umroh, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar ibadah ini sah dan diterima. Salah satu aspek penting yang harus dipahami adalah hal-hal yang dapat membatalkan umroh.

Artikel ini akan membahas secara rinci tentang larangan-larangan saat umroh, kesalahan umum yang sering dilakukan, serta bagaimana cara agar ibadah umroh berjalan dengan lancar tanpa cacat. Bagi pemula, penting untuk memahami aturan dan tata cara umroh agar tidak melanggar larangan yang bisa mengakibatkan dam atau bahkan batalnya ibadah umroh.

Apa itu Umroh?

Sebelum membahas lebih jauh tentang hal yang bisa membatalkan umroh, kita perlu memahami apa itu umroh. Umroh sering disebut sebagai haji kecil karena tata caranya lebih sederhana dibandingkan dengan haji. Umroh bisa dilakukan kapan saja sepanjang tahun, sementara haji hanya dilakukan pada bulan Dzulhijjah.

Ada beberapa rukun umroh yang wajib dipenuhi agar ibadah ini sah, yaitu:

  1. Niat dalam ihram dari miqat.
  2. Thawaf mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali.
  3. Sa’i antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
  4. Tahallul, yaitu mencukur atau memotong rambut setelah selesai sa’i.

Jika salah satu dari rukun ini tidak dilaksanakan dengan benar, maka umroh bisa batal. Selain itu, ada beberapa larangan dalam umroh yang juga perlu dihindari agar ibadah tetap sah.

Hal-Hal yang Dapat Membatalkan Umroh

Berikut adalah beberapa hal yang bisa membatalkan umroh dan menyebabkan kewajiban membayar dam atau denda:

1. Tidak Mematuhi Larangan Ihram

Ihram adalah tahap pertama dalam umroh, di mana seseorang berniat untuk memulai ibadah dengan kesucian dan kepatuhan. Saat berada dalam kondisi ihram, ada beberapa larangan yang tidak boleh dilanggar. Beberapa larangan tersebut meliputi:

  • Memotong rambut atau kuku. Jamaah dilarang memotong rambut, bulu, atau kuku saat dalam ihram, baik secara sengaja maupun tidak.
  • Memakai wewangian. Penggunaan parfum atau produk dengan aroma kuat, baik pada pakaian atau tubuh, juga tidak diperbolehkan.
  • Berhubungan suami istri. Hubungan seksual selama ihram akan membatalkan umroh dan mengharuskan jamaah membayar dam besar.
  • Berburu atau membunuh hewan. Meski kelihatannya sederhana, tindakan ini dilarang selama berada dalam kondisi ihram.
  • Memakai pakaian biasa bagi laki-laki. Laki-laki yang sedang berihram harus mengenakan dua helai kain putih sederhana yang tidak dijahit.

Jika larangan-larangan tersebut dilanggar, umroh dianggap batal atau setidaknya membuat jamaah wajib membayar dam sebagai denda.

2. Tidak Melakukan Thawaf dengan Benar

Thawaf adalah salah satu rukun yang sangat penting dalam umroh. Saat thawaf, jamaah harus mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dengan mengikuti arah yang telah ditentukan, yaitu berlawanan dengan arah jarum jam. Setiap putaran dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di tempat yang sama. Jika jamaah melakukan thawaf dengan cara yang salah, misalnya kurang dari tujuh kali atau tidak mengikuti arah yang ditetapkan, thawaf menjadi tidak sah. Hal ini bisa mempengaruhi keabsahan ibadah umroh secara keseluruhan.

Thawaf yang terburu-buru atau tidak khusyuk juga bisa mengurangi nilai ibadah. Oleh karena itu, jamaah sebaiknya melaksanakan thawaf dengan tenang dan penuh kesadaran.

3. Kesalahan Saat Sa’i

Setelah thawaf, jamaah akan melanjutkan dengan Sa’i, yaitu berlari kecil atau berjalan antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Sa’i merupakan simbol usaha dan ketekunan Siti Hajar saat mencari air untuk putranya, Nabi Ismail. Kesalahan dalam pelaksanaan sa’i, seperti tidak menyelesaikan tujuh putaran atau tidak memulai dari bukit Shafa, bisa membuat sa’i tidak sah.

Jamaah yang lupa atau merasa tidak yakin apakah sudah melakukan sa’i dengan benar, sebaiknya mengulang kembali sa’i untuk memastikan keabsahannya. Kesalahan dalam sa’i bisa membatalkan umroh jika tidak segera diperbaiki.

4. Tidak Melakukan Tahallul

Tahallul adalah salah satu rukun umroh yang menandakan berakhirnya ihram. Setelah menyelesaikan sa’i, jamaah diwajibkan untuk memotong sebagian rambut bagi pria, atau memotong sedikit rambut bagi wanita. Tahallul menjadi tanda bahwa jamaah telah keluar dari ihram dan diperbolehkan kembali melakukan hal-hal yang sebelumnya dilarang selama ihram.

Jika jamaah lupa atau tidak melakukan tahallul, ibadah umroh belum dianggap selesai. Oleh karena itu, tahallul harus dilakukan dengan benar agar umroh dianggap sah.

5. Melanggar Larangan Khusus untuk Wanita

Bagi wanita, terdapat beberapa larangan tambahan yang harus diperhatikan selama melaksanakan umroh. Salah satunya adalah tidak boleh menutup wajah dan telapak tangan. Meskipun umumnya wanita Muslim mengenakan niqab atau sarung tangan, saat umroh, hal ini tidak diperbolehkan. Jika wanita melanggar larangan ini, ibadah umroh bisa menjadi tidak sah.

Selain itu, wanita yang sedang dalam masa haid tidak diperbolehkan melaksanakan thawaf hingga ia suci. Jika tetap memaksakan diri untuk thawaf, ibadah tersebut dianggap tidak sah dan umroh bisa batal.

6. Berbuat Dosa atau Melanggar Etika

Saat melaksanakan umroh, jamaah diharuskan menjaga perilaku mereka dengan baik. Berbuat dosa, seperti berbohong, bertengkar, atau melakukan perbuatan buruk lainnya, bisa mengurangi pahala ibadah umroh. Meskipun hal ini mungkin tidak langsung membatalkan umroh, namun jamaah akan kehilangan kesempatan mendapatkan pahala yang maksimal.

Banyak jamaah yang tidak sadar bahwa menjaga perilaku dan sikap selama umroh sangat penting. Selain menjalankan rukun-rukun umroh, etika dan adab juga harus dijaga selama berada di tanah suci.

Cara Menghindari Kesalahan Saat Umroh

Agar umroh berjalan dengan lancar tanpa gangguan, ada beberapa langkah yang bisa diambil oleh jamaah:

  • Mempelajari tata cara umroh dengan baik. Sebelum berangkat, penting untuk memahami setiap rukun dan larangan dalam umroh. Ini bisa dilakukan dengan membaca panduan umroh atau mengikuti kursus umroh.
  • Mempersiapkan diri secara fisik dan mental. Umroh membutuhkan stamina yang baik, terutama saat thawaf dan sa’i. Jamaah juga harus siap secara mental untuk menghadapi tantangan selama perjalanan.
  • Bertanya kepada petugas atau pembimbing haji. Jika ada keraguan tentang tata cara atau pelaksanaan umroh, jamaah bisa langsung bertanya kepada pembimbing atau petugas agar tidak melakukan kesalahan.

Kesimpulan

Umroh adalah ibadah yang penuh makna dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, penting untuk selalu memperhatikan aturan dan larangan yang ada selama umroh. Hal-hal yang dapat membatalkan umroh seperti melanggar larangan ihram, tidak melakukan thawaf dan sa’i dengan benar, atau lupa tahallul harus dihindari. Dengan persiapan yang baik dan pemahaman yang mendalam, setiap jamaah bisa menjalankan umroh dengan khusyuk dan sempurna.

Informasi lebih lanjut :

Info Sertifikasi PPIU dan PIHK

(admin 1) 0821 3700 0107

Baca juga : Apa Saja Rukun Haji yang Tidak Boleh Dilewatkan?, Apakah Waktu Tunggu Haji Bisa Berubah dari Tahun ke Tahun?, Apa Perbedaan Waktu Tunggu Haji Reguler dan Haji Plus?, Bagaimana Prosedur Tanazul dalam Keadaan Darurat Medis?, Bagaimana Prosedur Pengajuan Tanazul Haji di Indonesia?,

Tag : ls bmwilsppiujttcjana dharma indonesiaflsuhk , lph bms, yayasanbms

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *