Apa Saja Syarat Sahnya Tawaf?

Syarat Sahnya Tawaf

Forum LSUHK – Apa Saja Syarat Sahnya Tawaf?. Tawaf adalah salah satu ibadah utama dalam haji dan umrah yang dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Ibadah ini memiliki makna spiritual yang mendalam, yaitu mengingat kebesaran Allah dan menegaskan bahwa umat Muslim berpusat pada Tuhan dalam segala aspek kehidupan. Namun, agar tawaf dianggap sah, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Artikel ini akan menjelaskan dengan bahasa sederhana dan mudah dipahami tentang apa saja syarat sahnya tawaf bagi mereka yang baru mempelajari haji atau umrah.

1. Niat Tawaf yang Benar

Setiap ibadah dalam Islam harus dimulai dengan niat yang tulus. Begitu pula dengan tawaf. Jamaah harus memastikan bahwa sebelum memulai tawaf, mereka memiliki niat yang jelas untuk melakukan tawaf sebagai bagian dari ibadah haji atau umrah. Niat ini tidak perlu diucapkan dengan keras, cukup di dalam hati. Niat yang ikhlas adalah kunci dari ibadah yang diterima oleh Allah.

2. Suci dari Hadats dan Najis

Salah satu syarat sah tawaf adalah berada dalam keadaan suci dari hadats kecil maupun besar. Itu berarti jamaah harus memiliki wudhu sebelum memulai tawaf. Jika wudhu batal di tengah-tengah tawaf, jamaah wajib berhenti, mengambil wudhu kembali, dan melanjutkan tawaf dari putaran terakhir yang sah. Selain itu, tubuh, pakaian, dan tempat tawaf harus bebas dari najis.

Bagi wanita yang sedang dalam keadaan haid atau nifas, mereka tidak diperbolehkan melakukan tawaf sampai mereka suci. Ini adalah ketentuan penting yang harus diperhatikan, karena tanpa kesucian, tawaf tidak dianggap sah.

3. Mengelilingi Ka’bah Sebanyak Tujuh Kali

Tawaf dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran, dimulai dari sudut Hajar Aswad dan berakhir di tempat yang sama. Arah tawaf harus berlawanan dengan arah jarum jam, dengan Ka’bah berada di sebelah kiri jamaah. Jumlah putaran ini harus tepat, yaitu tujuh kali. Jika jamaah hanya melakukan enam putaran, tawaf tersebut tidak sah dan harus diulang.

Bagi jamaah yang ragu-ragu tentang jumlah putaran yang telah dilakukan, disarankan untuk mengambil jumlah yang lebih sedikit. Misalnya, jika tidak yakin apakah sudah melakukan lima atau enam putaran, hitung saja lima putaran dan tambahkan satu putaran lagi untuk memastikan tawaf sah.

4. Memulai dari Hajar Aswad

Salah satu syarat sahnya tawaf adalah memulai setiap putaran dari sudut Hajar Aswad. Jamaah dapat menyentuh, mencium, atau mengisyaratkan tangan ke arah Hajar Aswad pada awal setiap putaran. Meskipun mencium Hajar Aswad adalah sunnah, hal ini sering kali sulit dilakukan karena keramaian. Dalam hal ini, cukup dengan melambaikan tangan atau memberikan isyarat tanpa berdesak-desakan.

5. Ka’bah Harus Selalu di Sebelah Kiri

Selama tawaf, jamaah harus memastikan bahwa Ka’bah selalu berada di sisi kiri tubuh mereka. Artinya, arah putaran selalu mengelilingi Ka’bah dengan arah berlawanan jarum jam. Jika jamaah sengaja atau tidak sengaja menghadap Ka’bah, tawaf dianggap tidak sah, dan mereka harus melanjutkan dengan posisi yang benar.

6. Melakukan Tawaf di Area Khusus

Syarat lain yang harus dipenuhi adalah melakukan tawaf di dalam Masjidil Haram dan di sekitar Ka’bah, tetapi di luar area Hijir Ismail. Hijir Ismail adalah area setengah lingkaran yang terletak di salah satu sisi Ka’bah. Banyak orang tidak menyadari bahwa area ini sebenarnya termasuk bagian dari Ka’bah. Jika jamaah melewati area ini selama tawaf, putaran tersebut tidak dianggap sah dan harus diulang.

Selain itu, tawaf tidak boleh dilakukan terlalu jauh dari Ka’bah. Jamaah dianjurkan untuk tetap berada di jalur yang ditentukan, meskipun tawaf di lantai atas Masjidil Haram juga diperbolehkan, terutama ketika Ka’bah sangat ramai.

7. Tawaf Dilakukan dengan Berjalan Kaki

Syarat sah lainnya adalah melakukan tawaf dengan berjalan kaki, kecuali bagi jamaah yang sakit atau memiliki keterbatasan fisik. Bagi mereka yang tidak mampu berjalan, diperbolehkan menggunakan kursi roda atau alat bantu lainnya. Namun, bagi yang mampu berjalan, tawaf harus dilakukan dengan berjalan kaki.

Jika jamaah berhenti di tengah putaran karena alasan tertentu, mereka dapat melanjutkan tawaf dari titik terakhir yang mereka tinggalkan tanpa harus mengulang seluruh putaran.

8. Menghindari Perbuatan yang Dapat Membatalkan Tawaf

Selama tawaf, jamaah harus menjaga perilaku dan niatnya. Ada beberapa perbuatan yang dapat membatalkan tawaf, seperti:

  • Berbicara hal-hal yang tidak relevan dengan ibadah.
  • Melakukan tindakan yang tidak sopan, seperti mendorong atau mendesak jamaah lain.
  • Tidak menjaga aurat tertutup dengan baik.

Jamaah juga dianjurkan untuk berdoa, berzikir, atau membaca Al-Qur’an selama tawaf. Namun, berbicara dengan sesama jamaah untuk hal-hal mendesak masih diperbolehkan, asalkan tidak mengganggu kekhusyukan ibadah.

9. Menjaga Kondisi Fisik dan Mental Selama Tawaf

Melakukan tawaf, terutama di tengah keramaian, bisa sangat melelahkan. Oleh karena itu, jamaah harus menjaga kondisi fisik dan mental mereka agar tetap fokus selama tawaf. Disarankan untuk mempersiapkan diri dengan baik sebelum memulai, misalnya dengan beristirahat cukup dan mengonsumsi air yang cukup.

Bagi jamaah yang merasa kelelahan atau pusing di tengah tawaf, tidak apa-apa untuk berhenti sejenak di pinggir jalur dan melanjutkan setelah merasa lebih baik.

10. Menyelesaikan Tawaf dengan Tertib

Setelah menyelesaikan tujuh putaran, jamaah dianjurkan untuk shalat dua rakaat di dekat Maqam Ibrahim, meskipun ini bukan syarat sah tawaf, melainkan sunnah. Selain itu, jamaah juga dianjurkan untuk minum air zam-zam setelah tawaf sebagai bagian dari ibadah.

Kesimpulan

Tawaf bukan hanya sekedar mengelilingi Ka’bah, tetapi merupakan salah satu ibadah yang memiliki makna spiritual mendalam. Agar tawaf sah, jamaah harus memenuhi syarat-syarat seperti niat yang ikhlas, dalam keadaan suci, mengelilingi Ka’bah tujuh kali dengan Ka’bah selalu di sebelah kiri, serta menjaga tata cara yang benar. Dengan memahami dan mematuhi syarat-syarat ini, tawaf yang dilakukan akan lebih bermakna dan diterima oleh Allah.

Info Sertifikasi PPIU dan PIHK

(admin 1) 0821 3700 0107

Baca juga : Cara Memastikan Haji Khusus yang Diikuti Sesuai Syariat?, Apa Saja Syarat untuk Mengikuti Haji Khusus yang Sah?, Apakah Haji Khusus Menawarkan Sesi Edukasi Pra-Keberangkatan?,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *